Tugas Toksikologi
FORMALDEHID

Oleh
:
I
PUTU ARIAWAN
NIM
: 12.131.0368
SEKOLAH TINGGI
KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI
PROGRAM STUDI ANALIS
KESEHATAN D3
2014
FORMALDEHID
1.
Latar Belakang
Bagi kebanyakan orang, formalin adalah bahan
yang lazim digunakan untuk pengawet mayat . Formalin mempunyai sifat khas
dibanding desinfektan lain sehingga lebih dipilih untuk mengawetkan mayat.
Formaldehide yang lebih dikenal dengan nama formalin
sebenarnya bukan merupakan bahan makanan, bahkan merupakan zat yang tidak boleh
di tambahkan pada makanan. Formalin bagi tubuh manusia diketahui sebagai zat
beracun, karsinogen, mutagen, korosif, dan iritatif.
Akhir – akhir ini semakin marak dibicarakan tentang
formalin yang terdapat dibeberapa bahan makanan. Formalin dijadikan salah satu
zat untuk mengawetkan makanan, sehingga makanan akan lebih lama bertahan.
Pengawet formalin mempunyai unsur aldehida yang bersifat
mudah bereaksi dengan protein, karenanya jika disiramkan ke makanan seperti
tahu, formalin akan mengikat unsur protein mulai dari bagian
permukaan tahu hingga terus meresap ke bagian dalamnya. Dengan
matinya protein setelah terikat unsur kimia dari formalin
maka bila di tekan tahu terasa lebih kenyal. Selain itu protein yang telah mati
tidak akan di serang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam, itulah
sebabnya tahu atau makanan lainnya menjadi lebih awet.
Sifat
antimicrobial dari formaldehid merupakan hasil dari kemampuannya menginaktivasi
protein dengan cara mengkondensasi dengan amino bebas dalam protei menjadi
campuran lain. Kemampuan dari formaldehid meningkat seiring dengan peningkatan
suhu (Lund,1994). Mekanisme formalin sebagai pengawet adalah jika formaldehid
bereaksi dengan protein sehingga membentuk rangkaian – rangkaian antara protein
yang berdekatan.
Melihat sifatnya, formalin juga sudah tentu akan
menyerang protein yang banyak terdapat di dalam tubuh manusia seperti pada
lambung. Terlebih bila formalin yang masuk ke tubuh itu memiliki dosis tinggi.
Formalin juga dapat merusak persyarafan tubuh
manusia dan di kenal dengan zat yang bersifat neurotoksik. Gangguan pada
persyarafan berupa susah tidur, sensitif, mudah lupa, sulit berkonsentrasi.
Pada wanita akan menyebabkan gangguan menstruasi dan infertilas. Penggunaan
formalin jangka panjang pada manusia dapat menyebabkan kanker mulut dan
tenggorokan.
2. Pengertian formaldehid
Formaldehid merupakan senyawa kimia berbentuk gas atau
larutan dan kedalamnya ditambahkan methanol 10-15% untuk mencegah polimerisasi.
Dalam perdagangan, tersedia formaldehid 37% dalam air yang dikenal dengan
formalin serta dikenal sebagai bahan pengawet dan biasanya mengandung 10%
methanol, memiliki karakteristik tidak bewarna bau yang keras dan mempunyai
berat jenis 1,09 kg/1 dalam suhu 20 derajat Celsius.
Formalin biasanya
diperdagangkan di pasaran dengan nama berbeda-beda antara lain sebagai
berikut :
a.
Formol
b.
Morbicid
c.
Formic Aldehyde
d.
Oxymethylene
e.
Methylene aldehyde
f.
Oxomethane
g.
Formoform
h.
Ethylene aldehyde
i.
Oxomethane
j.
Formoform
k.
Formalith
l.
Karsan
3. Sifat formaldehid
Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti
pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya.
Formaldehida merupakan elektrofil, bisa
dipakai dalam reaksi substitusi aromatik elektrofilik dansanyawa aromatik serta bisa mengalami reaksi adisi elektrofilik dan alkena. Dalam keberadaan katalis basa, formaldehida
bisa mengalami reaksi Cannizzaro, menghasilkan asam format dan metanol.
Formaldehida bisa membentuk trimer siklik,1,3,5-trioksana atau polimer linier polioksimetilena. Formasi zat ini menjadikan sifat-sifat gas formaldehida
berbeda dari sifat gas ideal, terutama pada tekanan tinggi atau udara dingin. Formaldehida bisa dioksidasi oleh oksigen atmosfer menjadi asam format, karena itu larutan formaldehida harus ditutup serta
diisolasi supaya tidak kemasukan udara.
Sifat
fisika dan kimia
·
Tampilan :
cairan jernih (tidak berwarna)
·
Bau :
berbau menusuk, keras
·
Kelarutan :
sangat larut
·
Berat jenis dan pH : 1.08 dan 2.8
·
Volatilasi (21oC) : 100
·
Titik didih dan titik cair : 96oC dan –15oC
·
Kepadatan uap (1 atm) : 1.04
·
Tekanan Uap :
1.3 @ pada 20oC
4.
Penggunaan formaldehid
Pembunuh kuman sehingga di
manfaatkan untuk pembersih lantai, kapal, gudang, dan pakaian.
a.
Pembasmi
lalat dan berbagai serangga lain.
b.
Bahan
pada pembuatan sutra buatan, cermin kaca dan bahan peledak.
c.
Dalam
dunia fotografi biasanya digunakan untuk pengeras lapisan gelatin dan kertas.
d.
Bahan pembuatan pupuk lepas lambat (sustained
release ) dalam bentuk urea formaldehyde.
e.
Bahan untuk pembuatan produk parfum.
f.
Pencegah
korosi untuk sumur minyak.
g.
Bahan untuk insulasi busa.
h.
Bahan
perekat untuk produk kayu lapis ( plywood ).
Penggunaan yang salah
Melalui sejumlah survei dan pemeriksaan laboratorium, ditemukan sejumlah produk pangan yang menggunakan
formalin sebagai pengawet. Praktek yang salah seperti ini dilakukan olehprodusen atau pengelola pangan yang tidak bertanggung jawab.
Beberapa contoh produk
yang sering diketahui mengandung formalin misalnya:
a.
Ikan
segar : Ikan basah yang warnanya putih bersih, kenyal, insangnya berwarna merah tua (bukan merah segar), awet sampai
beberapa hari dan tidak mudah busuk.
b.
Ayam
potong : Ayam yang sudah dipotong berwarna putih bersih, awet dan tidak
mudah busuk.
c.
Mie
basah : Mie basah yang awet sampai beberapa hari dan tidak mudah basi
dibandingkan dengan yang tidak mengandung formalin.
d.
Tahu :
Tahu yang bentuknya sangat bagus, kenyal, tidak mudah hancur awet beberapa hari
dan tidak mudah basi.
5.
Mekanisme formaldehid masuk ke dalam tubuh
Formalin sangat berbahaya
jika terhirup, mengenai kulit dan tertelan. Akibat yang ditimbulkan dapat
berupa : luka bakar pada kulit, iritasi pada saluran pernafasan, reaksi alergi
dan bahaya kanker pada manusia. Formalin masuk ke dalam tubuh manusia melalui
dua jalan, yaitu mulut dan pernapasan. Sebetulnya,
sehari-hari kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar. Polusi yang
dihasilkan oleh asap knalpot dan pabrik, mengandung formalin yang mau tidak mau
kita hirup, kemudian masuk ke dalam tubuh. Asap rokok atau air hujan yang jatuh
ke bumi pun sebetulnya juga mengandung formalin. Jika kandungan dalam tubuh
tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel,
sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan
kerusakan pada organ tubuh.
Beberapa penelitian terhadap tikus dan anjing pemberian
formalin dalam dosis tertentu jangka panjang secara bermakna mengakibatkan
kanker saluran cerna seperti adenocarcinoma pylorus, preneoplastic hyperplasia
pylorus dan adenocarcinoma duodenum. Penelitian lainnya menyebutkan
pengingkatan resiko kanker faring (tenggorokan), sinus dan cavum nasal (hidung)
pada pekerja tekstil akibat paparan formalin melalui hirupan. Dalam jumlah
sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama
cairan tubuh. Sehingga formalin sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah.
Imunitas tubuh sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam
tubuh. Jika imunitas tubuh rendah atau mekanisme pertahanan tubuh rendah,
sangat mungkin formalin dengan kadar rendah pun bisa berdampak buruk terhadap
kesehatan. Usia anak khususnya bayi dan balita adalah salah satu yang rentan
untuk mengalami gangguan ini.
Secara mekanik integritas
mukosa (permukaan) usus dan peristaltik (gerakan usus) merupakan pelindung
masuknya zat asing masuk ke dalam tubuh. Secara kimiawi asam lambung dan enzim
pencernaan menyebabkan denaturasi zat berbahaya tersebut. Secara imunologik
sIgA (sekretori Imunoglobulin A) pada permukaan mukosa dan limfosit pada lamina
propia dapat menangkal zat asing masuk ke dalam tubuh. Pada usia anak, usus
imatur (belum sempurna) atau sistem pertahanan tubuh tersebut masih lemah dan
gagal berfungsi sehingga memudahkan bahan berbahaya masuk ke dalam tubuh sulit
untuk dikeluarkan.
6.
Bahaya utama formaldehid terhadap kesehatan
Bahaya utama dapat terjadi
dan berpotensi fatal jika terhirup,berbahaya jika kontak dengan kulit atau
tertelan menyebabkan kulit melepuh, selaput mukosa terbakar,iritasi saluran
pernafasan dan mata (kemungkinan parah),lakrimasi,reaksi alergi,bahaya kanker
(pada manusia).
A.
Bahaya
paparan jangka pendek (Akut)
1)
Jika Terhirup
Konsentrasi 0,1-5,0 bpj
dapat menyebabkan iritasi pada hidung dan tenggorokan; 10-20 bpj dapat
menyebabkan susah bernafas,rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan,dan
batuk;25-50 bpj dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan luka saluran
pernafasan seperti pneumonitis dan kadang-kadang edema paru. Gejala lain
seperti bersin, sulit bernafas, radang kerongkongan, radang batang tenggorokan,
dada sesak, radang cabang batang tenggorokan, sakit kepala, disfagia, sangat
haus, kelelahan, berdebar-debar, mual dan muntah. Pada konsentrasi sangat
tinggi akan menyebabkan kematian. Reaksi hipersensitifitas seperti udem laring,
asma bronchitis parah, dan dilaporkan terjadi urtikaria pada orang yang pernah
terpapar.
2)
Jika Kontak Dengan Kulit
Uap atau larutan dapat menyebabkan rasa sakit, perubahan
warna putih, keras, mati rasa, dan luka baker tingkat satu. Sensitisasi
dermatis yang ditandai dengan ekstrim, reaksi vesicular disertai dengan erupsi
pada kelopak mata, wajah, leher, skrotum, dan pundak terjadi pada orang yang
pernah terpapar. Juga dilaporkan terjadi
urtikaria. Dosis letal pada kelinci sebeser 270 mg/kg
3)
Jika
Kontak Dengan Mata
Kosentrasi 0,05-3,0 bpj dapat menyebabkan iritasi dengan
kemerahan, gatal, sakit, berair, penglihatan kabur, dan lakrimasi sedang. 4-20
bpj dapat menyebabkan lakrimasi hebat, dan kerusakan mata permanen, dan
kebutaan.
4)
Jika
Tertelan
Kasus tertelan formalin dalam bentuk gas tidak mungkin
terjadi, tapi jika terjadi, dapat menyebabkan mulut, tenggorokan dan lambung
terbakar, sulit bernafas, mual, muntah dan diare, kemungkinan pendarahan, sakit
perut parah, sakit kepala, hiotensi, vertigo, stupor, kejang, pingsan, dan
koma. Perubahan degeneratif dari hati, jantung dan otak, dan gangguan limpa,
pankreas, susunan saraf pusat, dan ginjal dengan albuminuria, hermaturia,
anuria, dan asidosis dapat terjadi.
B. Bahaya paparan jangka panjang ( Kronis )
a)
Jika Terhirup
Paparan berulang atau jangka panjang menyebabkan sakit
kepala, rintis mual, mengantuk, gangguan pernapasan, gangguan ginjal, dan
sensitisasi paru. Efek neuropsikologi seperti gangguan tidur,
iritibilitas, gangguan keseimbangan, penurunan daya ingat, hilang konsentrasi,
dan perubahan kejiwaan. Gangguan haid dan sterilitas kedua pada wanita. Efek
reproduktif pada hewan
b)
Jika Kontak Dengan Kulit
Paparan berulang atau jangka panjang mungkin menyebabkan
luka bakar tingkat dua, mati rasa, gatal, gangguan pada kuku, pengerasan dan
penyamakan kulit dan sensitisasi. Dermatitis dapat terjadi
atau terlihat beberapa tahun kemudian dimulai dengan erupsi pada area digital,
dan bagian lain tubuh.
c)
Jika
Kontak Dengan Mata
Efek tergantung pada
konsentrasi dan lama paparan. Keterulangan
atau kontak lama dengan bahan krosif dapat menimbulkan konjungtivitas atau efek
seperti pada paparan jangka pendek
d)
Jika Tertelan
Tertelan formalin dalam
jumlah sedikit secara berulang dapat menyebabkan iritasi saluran pencernaan,
muntah, dan pusing. Reaksi sensitisasi
pernah dilaporkan. Pria yang menelan
formalin selama 15 hari mengeluh sakit pada perut atau lambung dan sakit kepala.
Gejala lain yang dilaporkan termasuk rasa terbakar pada
tenggorokan, penurunan suhu badan, dan 4 orang pria mengalami gatal-gatal pada
dada dan paha.
Penggunaan formalin untuk mengawetkan makanan sesungguhya
telah dilarang sejak tahun 1982. Hal ini dikuatkan dengan Undang-Undang No
7/1996 tentang Perlindungan Pangan. Walaupun daya awetnya sangat luar biasa,
formalin dilarang digunakan pada makanan. Di Indonesia, beberapa
undang-undang yang melarang penggunaan formalin sebagai pengawet makanan adalah
Peraturan Menteri Kesehatan No 722/1988 yaitu bahwa makanan yang menggunakan
bahan tambahan makanan yang tidak sesuai dengan ketentuan mempunyai pengaruh
langsung terhadap derajat kesehatan manusia
7.
Penanganan bila telah terpapar formaldehid
a. Terhisap
Pindahkan
korban pada udara bersih. Apabila tidak bisa bernapas beri napas buatan. Jika
sulit bernapas beri oksigen, kemudian panggil dokter.
b. Tertelan
Berilah
susu, arang aktif atau air. Setiap bahan organik dapat menonaktifkan
formalinjaga tubuh korban agar tetap hangat dan rileks. Apabila muntah, jaga
agar kepala lebih rendah dari pinggul.
c. Kontak kulit
segera
cuci dengan air paling tidak 15 menit, sambil melepas pakaian yang terkena.
Cuci pakaian sebelum digunakan kembali.
d. Kontak mata
segera
cuci dengan air selama 15 menit kemudian panggil dokter
Ariliwandra.2011.Formaldehid.(online).http://ariliwandra.blogspot.com/2011/02/formalin.html.
Diakses pada tanggal 28 April 2014.
Chaliq.2013.Formalin atau Formaldehid.(online) http://chaliq-chemistry.blogspot.com/2012/03/formalin-atau-formaldehid.html.
Diakses pada tanggal 28 april 2014.
Sumantri,
2009. Pemeriksaan mi basah dan mi kering yang dijual di kota Jambi.AAK.
Jambi
Kevin.2013.Mengenal formalin. (online).http://kevinrudhy.blogspot.com/2013/01/formalin.html. Diakses
pada tanggal 28 April 2014.
Wicaksana
Widya.2009. Mengenal Formalin dan Bahayanya . (online).http://supermilan.wordpress.com.
Diakses pada tanggal 28 April 2014.