Opisthorchis viverrini
A.
Morfologi
·
Habitat : saluran empedu dan saluran
pankreas.
·
Ukuran :7 – 12 mm
·
Batil isap mulut > batil isap perut
·
Telur : mirip telur Clonorchis sinensis, tapi lebih langsing
·
Cara infeksi : makan ikan yang
mengandung metaserkaria yg dimasak
kurang matang.
·
Hospes :
manusia.
·
Reservoir : kucing dan anjing.
·
Penyakit :
opistokiasis
B.
Siklus
Hidup
Siklus hidup dari Opisthorchis viverrini mirip dengan Opistorchis felinus hanya berada dalam ukuran
yang lebih besar. Infeksi terjadi dengan makan ikan mentah yang mengandung
metaserkia. Di daerah Muangthai timur laut ditemukan banyak penderita
kolangiokarsinoma dan hepatoma pada penderita opistorkiasis. Hal ini juga
karena ada peradangan kronik saluran empedu dan selain itu berhubungan dengan
cara pengawetan ikan yang menjadi hospes perantara Opistorchis viverrini.
C.
Penyebaran
Geografis
Penyebaran geografis
thematoda Opisthorchis viverrini ini
tersebar daerah Asia Tenggara dan Thailand,Vietnam,Camboja sebagai
daerah endemi.
D.
Gejala
Klinis
Cacing dalam jumblah sedikit tidak akan menimbulkan
gejala,kadang-kadang timbul gejala berupa diare,kurang nafsu makan,perut
kembung/dyspepsia,nyeri perut di bagian atas kanan,anoreksia,mual,muntah,demam
tinggi.Perasaan tidak enak di epigastrium,nyeri di kuadran kanan atas dapat
juga timbul disertai hepatomegali,ikterus,suhu naik 38,5°C.Selanjutnya jika
jumblah telur mencapai 10-50 butir per mg tinja,penyakit berat dan jika lebih
dari 50 butir,penyakit sangat berat.
E.
Diagnosis
Dasarnya dengan
menemukan telur dalam tinja atau dari drainase duodenum.
F.
Pengobatan
Cukup baik dengan
pemberian obat klorokuin.
Praziquantel : 25 mg/kg BB dalam tiga
kali sehari.
Efek samping : mual,muntah,sakit
kepala,rasa tidak nyaman pada perut.
Health
education : tidak memakan ikan yang tidak dimasak
sampurna untuk mencegah infeksi ulang.
G.
Pencegahan
Pencegahan penularan cacing Clonorchis sinensis pada manusia juga
dapat dilakukan dengan cara memutus rantai hidup cacing ini, meliputi :
1.
Tindakan
pengendalian Industri; pembuangan ekskreta dan air limbah atau khusus kotor
yang aman untuk mencegah kontaminasi pada air sungai, pengolahan air limbah
untuk keperluan akua kultur, iradiasi ikan air tawar, pembekuan dingin,
perlakuan panas, misalnya pengalengan.
2.
Tempat
pengelolaan makanan/rumah tangga; memasak ikan air tawar sampai benar-benar
matang. Konsumen harus menghindari konsumsi ikan air tawar yang mentah atau
kurang matang.
A.
Morfologi cacing Opistorchis felineus
·
Klasifikasi
Kelas : Trematoda
Ordo : Prosostomata
Famili : Opistorchoidae
Genus : Opistorchis
Species : Opistorchis felineus
Cacing hati kucing Opistorchis felineus berfamili dekat
dengan Clonorchis sinensis. Juga
mengenai siklus hidupnya pada keong air sebagai hospes perantara pertama dan
ikan air tawar sebagai hospes perantara kedua (hospes pembantu), yakni
kebanyakannya keong jenis Bitthynia
leachi dan ikan mas (Cyniprus carpio
family Cyprinidae). Daerah penyebarannya hamper bersamaan dengan Clonorchis
sinensis terbatas pada sungai dan danau tertentu. Daerah yang terkenal sebagai
sumbernya ialah daerah teluk laut timur, sepanjang Weichel,provinsi baltik di
daerah donau di Rusia terutama di Siberia utar, Japang, India.Cacing ini sesuai
dengan namanya sering berparasit pada kucing, tetapi berkembang juga pada
manusia, anjing, dan beberapa hewan pemakan ikan seperti anjing laut.
Cacing ini berukuran 8 – 12 mm, berbentuk cacing pipih
memanjang, transparan dan bagian posterior membulat. Dengan integument
tidak berduri, batil isap kepala sedikit lebih besar dibandingkan batil isap
perut dan terletak pada 1/3 anterior tubuh. Perbedaan dengan cacing Clonorchis sinensis yaitu pada testis
yang seperti sobekan kain (perca) yag juga terletak di seperempat bagian badan
belakang. Telur cacing Opistorchis
felineus lebih ramping erukuran 30 x 12 µ dan operculum yang lebih jelas
dari telur Clonorchis sinensis
B.
Siklus hidup Opistorchis felineus
Manusia
terinfeksi karena memakan ikan air-tawar contoh makanan yang mentah atau kurang
matang yang mengandung terlibat dalam KLB larva berbentuk kista (metaserkaria).
Pada saat dicerna, larva cacing akan terbebas dari dalam kista dan bermigrasi
melalui duktus koledokus ke dalam percabangan empedu. Telur yang terletak dalam
saluran empedu diekskresikan ke dalam tinja. Telur dalam tinja mengandung
mirasidium yang sudah berkembang lengkap. Kalau telur ini dimakan oleh siput
yang rentan, telur akan menetas dalam usus siput, menembus jaringan tubuhnya
dan secara aseksual menghasilkan larva (serkaria) yang bermigrasi ke dalam air.
Jika mengenai pejamu perantara yang kedua, serkaria akan menembus tubuh pejamu
dan membentuk kista, biasanya dalam otot dan terkadang di bawah sisik. Siklus
hidup cacing Opistorchis yang lengkap
mulai dari siput, ikan sampai manusia memerlukan waktu sedikitnya 3 bulan.
Ikan yang mengandung metaserkaria
akan termakan oleh manusia jika ikan tersebut tidak dimasak dengan matang.
Metaserkaria dalam bentuk kista masuk ke dalam system pencernaan, kemudian
berpindah ke hati melalui saluran empedu dan tumbuh menjadi cacing dewasa.
Cacing dewasa juga dihidup dalam
saluran emped, jarang ditemukan dalam pangkreas. Prepaten terletak antara 3 – 4
minggu. Kerusakan karena cicing ini tergantung pada beratnya infeksi. Beberapa
cacing umumnya tidak mengalami gejala, tetapi dapat juga menimbulkan pembesaran
hati, pembengkakan saluran dan kandung empedu. Pada infeksi kronis
kadang-kadang menyebabkan karsinoma saluran empedu dan pangkreas.
C. Penyebaran
geografis cacing Opistorchis felineus
Ditemukan di Eropa Tengah, Siberia
dan Jepang. Parasit ini ditemukan pada Prusia, Polandia dan Siberia ditemukan
di Jepang yang bukan daerah endemik Clonorchiasis. Kasus infeksi terjadi pada
imigran atau memakan ikan segar mentah yang mengandung metaserkaria.
D. Patologi
dan gejala klinis cacing Opistorchis
felineus
Patologi dan gejala klinis cacing Opistorchis felineus yaitu cacing Opistorchis felineus umumnya tidak
mengalami gejala, tetapi dapat juga menimbulkan pembesaran hati, pembengkakan
saluran dan kandung empedu. Pada infeksi kronis kadang-kadang menyebabkan
karsinoma saluran empedu dan pangkreas. Pada daerah endemik
jumlah cacing yang pernah ditemukan sekitar 20-200 ekor cacing. Infeksi kronis
pada saluran empedu menyebabkan terjadinya penebalan epithel empedu sehingga
dapat menyumbat saluran empedu. Pembentukan kantong-kantong pada saluran empedu
dalam hati dan jaringan parenchym hati dapat merusak sel sekitarnya. Adanya
infiltrasi telur cacing yang kemudian dikelilingi jaringan ikat menyebabkan
penurunan fungsi hati.
E. Diagnosa laboratorium Opitorchis felineus
Diagnosa didasarkan pada isolasi feses
telur Opitorchis felineus bersama dengan adanya tanda-tanda pankreatitis atau primary. Beberapa kucing mungkin
menunjukkan penyakit kuning dalam kasus-kasus lanjutan dengan
parasit beban berat. Sejumlah cacing hati lain yang mempengaruhi kucing,
seperti viverrini Opisthorchis , dan Clonorchis sinensis , dapat dibedakan dengan pemeriksaan
miscoscopic atau yang lebih baru tes PCR.
F. Pengobatan penyakit Opitorchis felineus
Dapat diberikan klorokuin difosfat dosis 250 mg 3 kali
sehari selama 6 minggu. Pengobatan ini sering gagal disertai optic neuropati, sehingga
perlu dicari obat lain yang lebih baik. Praziquantel lebih efektif dan lebih
aman.
G.
Pencegahan penyakit Opitorchis felineus
Mengurangi sumber infeksi dengan melakukan pengobatan pada
penderita. Menghindarkan penularan melalui ikan dengan memasak sempurna,
pengasinan, pendinginan atau pemberian cuka bagi ikan yang akan dimakan, selain
itu diperlukan pendidikan yang berhubungan dengan sanitasi.
Pencegahan penularan cacing Opitorchis felineus pada manusia juga dapat dilakukan
dengan cara memutus rantai hidup cacing ini, meliputi :
1.
Tindakan
pengendalian Industri; pembuangan ekskreta dan air limbah atau khusus kotor
yang aman untuk mencegah kontaminasi pada air sungai, pengolahan air limbah
untuk keperluan akua kultur, iradiasi ikan air tawar, pembekuan dingin,
perlakuan panas, misalnya pengalengan.
2.
Tempat
pengelolaan makanan/rumah tangga; memasak ikan air tawar sampai benar-benar
matang. Konsumen harus menghindari konsumsi ikan air tawar yang mentah atau
kurang matang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar